aku sudah berjuang dengan wearnes selama 15 tahun , tetapi rejeki yang saya dapat dari wearnes hanya cukup untuk makan sederhana dan tentu saja tidak bisa digunakan untuk hidup berfoya-foya. disamping hidup berfoya - foya memang bukan merupakan karekater ku. tetapi dari sini satu tempat kerja saja tidak cukup untuk dapat memberikan kebahagian kepada anak dan istriku.
aku dulu berusaha untuk mencari pekerjaan sampingan dengan cara mengajar. tetapi aneh jugak aku yang punya kemampuan mengajar yang baik dan aku harus kalah dengan mas yohan yang waktu itu tidak punya kemampuan mengajar yang baik. entah kenapa saya yang menang mas yohan yang dimenangkan . aku sebenarnya dendam juga dengan mas johan karena mas johan yang tidak bisa memberikan penerangan tetapi akhirnya mas irfani yang dapat kepercayaan untuk dapat menjadi dosen.
saat ini diusiaku yang agak senja. akhirnya aku memanen sebuah kebaikan ku yang aku kumpulkan ketika aku dulu diwearnes sebagai seorang assitent dan juga jadi dosen. akhirnya aku dapat kuliah di asia dan akhirnya walaupun tidak membuat orang tuaku bangga aku berhasil lulus dengan nilai yang sangat memuaskan.
walaupun kadang banyak sekali tetanggaku yang mengkritikku atas tidak mampunya aku memberikan materi yang cukup kepada istriku. mungkin yang kulakukan salah ketika aku masih muda. aku tidak mempunyai prediksi yang matang akan seperti apa yang aku hadapi. tantangannya dan bagaimana menghadapinya. terus terang penghasilku jadi agak menurun ketika aku harus merelahkan diriku untuk tidak dapat berjalan jauh karena ada yang salah dengan lututku. pun saat ini aku harus tetap pakai tongkat.
kadang-kadang jika dipikir-pikir lebih baik menyerah saja dalam hidup ini dan aku harus menyerahkan tugas untuk membesarkan anakku kepada ayah dan ibuku. tetapi hal itu tentu saja tidak sejalan dengan aku yang sekarang jadi seorang ayah. walaupun aku cacat aku masih dipercaya oleh ALlah untuk menjadi seorang ayah.
tetapi apapun itu nanti aku harus tetap ikhlas jika memang allah berkehendak lain. karena ALlah yang maha kuasa. dulu ketika aku sehat aku begitu kuat sekali untuk beribadah. sekarang satu hari sekali saja itu memerlukan perjuang bagiku. apakah aku terlalu pelit untuk beli-beli obat. untuk memperkuat lututku. sehingga aku nanti bisa berjuang lagi untuk dapat memberikan yang terbaik kepada anak dan istriku.
saat ini diusiaku yang agak senja. akhirnya aku memanen sebuah kebaikan ku yang aku kumpulkan ketika aku dulu diwearnes sebagai seorang assitent dan juga jadi dosen. akhirnya aku dapat kuliah di asia dan akhirnya walaupun tidak membuat orang tuaku bangga aku berhasil lulus dengan nilai yang sangat memuaskan.
walaupun kadang banyak sekali tetanggaku yang mengkritikku atas tidak mampunya aku memberikan materi yang cukup kepada istriku. mungkin yang kulakukan salah ketika aku masih muda. aku tidak mempunyai prediksi yang matang akan seperti apa yang aku hadapi. tantangannya dan bagaimana menghadapinya. terus terang penghasilku jadi agak menurun ketika aku harus merelahkan diriku untuk tidak dapat berjalan jauh karena ada yang salah dengan lututku. pun saat ini aku harus tetap pakai tongkat.
kadang-kadang jika dipikir-pikir lebih baik menyerah saja dalam hidup ini dan aku harus menyerahkan tugas untuk membesarkan anakku kepada ayah dan ibuku. tetapi hal itu tentu saja tidak sejalan dengan aku yang sekarang jadi seorang ayah. walaupun aku cacat aku masih dipercaya oleh ALlah untuk menjadi seorang ayah.
tetapi apapun itu nanti aku harus tetap ikhlas jika memang allah berkehendak lain. karena ALlah yang maha kuasa. dulu ketika aku sehat aku begitu kuat sekali untuk beribadah. sekarang satu hari sekali saja itu memerlukan perjuang bagiku. apakah aku terlalu pelit untuk beli-beli obat. untuk memperkuat lututku. sehingga aku nanti bisa berjuang lagi untuk dapat memberikan yang terbaik kepada anak dan istriku.
0 komentar:
Posting Komentar