aku mendengar suara ketikanku sendiri, aku menyusun sebuah kode dan mencari sebuah solusi dari sebuah project yang aku terima dari temanku. aku tahu aku harus sabar karena bagaimanapun aku sedang menunggu bahwa sukma akan menggunakan kurikulumku untuk di ajarkan di sd tersebut. sudah 3 tahun lamanya aku memberikan pengajaran disana. saya mengajar koding menggunakan scracth ketika scratch tidak ada apa lagi yang aku akan ajarkan kadang aku juga sangat bingung. tetapi orang-orang akan sulit untuk memahami sebuah materi baru dalam dunia pemrograman ketika mereka hanya mengikuti sebuah petunjuk dari youtube saja.
tak terasa sudah 1 bulan aku tidak bekerja di sebuah perusahaan. algoritmic dulu sangat membuatku optimis akan memberikan penghasilan yang sangat besar bagiku. aku sangat yakin aku bisa bertahan disana. gaji pertama aku di sana adalah sebesar 500.000, kemudian di bulan kedua yaitu bulan september saya berhasil mendapatkan gaji 4000.000, di bulan oktober saya berhasil mendapatkan 6 juta . tapi sayang sekali pada bulan november saya harus masuk ke probitation sebuah fase yang sangat susah aku lalui. aku sudah sungguh - sungguh untuk bisa lolos dari fase tersebut. kesedihanku bermula dari situ.
aku salahkan faktor luar yang sering aku alami. yaitu ramainya mbak imah dan anak-anaknya ketika saya mengajar. akhirnya aku hanya tertunduk sedih karena kau harus kehilangan mata pencaharian ku yang pertama di dunia online, pertama dalam hidupku aku bisa di gaji dolar. dan aku memberikan pekerjaan kepada pak udin. aku heran dengan pak udin kenapa terus beruntung . dan orang yang aku baikin seperti bu yuniar, mas heru dan juaga pak aris tidak bisa memberikan aku pekerjaan ketika pak agus harus meninggal dunia, aku hanya bisa berdoa agar pak agus di terima di sisinya walaupun semasa hidupnya sering kali mencari kesalahanku dan aku sering dijadikan bulian oleh mereka.
ketika pak agus meninggal saya wa kepada pak kartiko, saya bersedia untuk mengganti pak agus tetapi dia membalas bahwa keputusan itu ada pada teamnya . dan pak musa tidak mengijinkan aku untuk dapat bekerja di wearnes waktu itu. sekali lagi pak udin selalu beruntung waktu itu dan akhirnya dia jadi kerja partime jadi dosen di sana. padahal aku sangat berharap wearnes akan tetap bertahan dan aku bisa pensiun dari sana.
aku memang sosok yang terlalu nyaman dalam hidup ini. aku sangat berharap segalanya teratur aku bisa menunggu kematianku dan akhirnya aku bisa menyelesaikan misiku untuk jadi seorang pendidik di sana. "apapun itu?". memang aku sangat dendam kepada pak hendro orang tersebut telah melaporkan aku pada pak musa. dan mereka menganggap semuanya bahwa saya adalah sosok yang tidak tahu terima kasih. dan pak hendro melihat saya begitu senang karena saya stress.
namaku hancur di wearnes dan saya tidak bisa kembali lagi kepada sebuah lembaga yang telah menghidupiku hampir 19 tahun dan saya melihat orang-orang yang bertahan di sana tidak bisa berinovasi untuk mencari atau mencari ilmu yang baru. semuanya mencari cara untuk bertahan sendiri, dan mereka tidak memikirkan orang lain yang mengantungkan hidupnya di situ. terus terang aku sangat dendam dan aku telah meninvestasikan usiaku disana. aku harus bangkit dan ini mungkin kesempatanku yang terakhir untuk dapat mempunyai lembaga pendidikan sendiri. dan mereka sering kali hanya mau menuntutku untuk memberikan yang terbaik tanpa mereka memberikan hal yang sepadan padaku. sok sombong, dan aku sok kalah dalam hal ini.
aku hanya bisa menangis dalam hati ketika aku bangun dan aku nyantai dan tidak siap-siap ketempat kerja. menyuapi anaku dan aku hanya memumpuk keyakinanku saja. bahwa nanti di bulan februari akan ada pekerjaan yang lebih layak bagiku. karena anak-anaku sebentar lagi juga akan smp dan juga sd. semoga saja panenku bisa cukup dan aku bisa investasi ke dalam ketrampilan baru. walaupun aku dapat poject aku harus masih memperlajari ketrampilan baru agar nanti aku dapat pekerjaan yang lebih layak lagi di dunia informatika
0 komentar:
Posting Komentar