sedih sekali aku melihat rumah itu, rumah yang telah membesarkan kami. ada orang tua yang kami cintai. aku masih ingat waktu itu rumah itu masih gedek dan aku ingat di ruang tamu itu ayah memperbaiki jalanya dan ada orang yang minta-minta sama ayah tidak di kasih karena belum panen. waktu itu aku masih berumur 7 tahun , dan aku masih sangat bahagia dengan kondisiku. ketika aku berlari dan aku tidak tahu bahwa ada yang beda dengan kakiku. ternyata waktu itu baru aku sadar bahwa saya oleh Allah diciptkan berbeda.
rumah kadang hanya sebuah rumah yang pastinya tidak akan bisa memberikan kedamaain tanpa ada orang yang disayangi di dalamnya itulah yang ku rasakan tanpa ada ayah dan ibuku. halaman yang begitu asri dan ada pagar tanaman yang begitu indah tetapi sekarang nampak kotor dan tidak terawat. bersyukur saya dan istriku paling dekat dengan rumah itu akhirnya aku bisa merawatnya dan setiap 2 minggu sekali kami pulang hanya untuk melihat rumah itu dan membersihkan rumah itu.
tidak boleh berpikir seandainya dan mungkin harus mencari uang yang banyak agar bisa menyuruh orang untuk memperhatikan rumah kami. kami sekarang tidak bisa lagi melihat ibu dan bapak , kami hanya bisa melihat kuburannya saja. dan mungkin berharap karunia Allah agar ibu dan bapak bisa bertemu meskipun lewat mimpi, ibu dan ayah adalah orang baik saya berharap beliau dapat tempat terindah dan nikmat kubur disana.
istriku walaupun begitu dia adalah istri terbaik dan dia diciptakan untukku untuk dapat menemaniku. di saat suka dan duka. karena dari bulan agustus 2021 sampai bulan november 2022 adalah sangat kelam dalam kehidupan saya. istighar dan juga mendekatkan diri kepada Allah yang bisa aku lakukan dan terus mengasah ketrampilanku untuk dapat mempelajari bahasa pemrograman baru. sehingga aku bisa survive walaupun nanti wearnes sudah tidak di minati lagi. oleh clinet karena informatika yang seharusnya menjadi primadona kita kalah
aku datang dengan menggunakan motor di tanggal 26 kemarin, lesha sempat mau ikut tapi ketika di tawari sebuah hape lesha tidak jadi ikut. karena kami hanya membersihkan rumah dan tidak nginap disana . takutnya lesha akan kecapekan. perjalanan tidak mengapa dan tidak membuatku khawatir karena lalulitas sangat sepi. akhirnya kami mampir ke rumah mbak yun yang ada di turus, karena dia adalah saudarah kami maka kami harus salim dan cium tangannya ada juga mas mul yang baik.
saya membuat kami tidak bisa menjaga rumah itu dengan baik adalah ketika mas mul mau membersihakn rumah, karena tidak ada kami maka kami sering kali tidak bisa membuat lebih banyak lagi. kami sering kali beranggapan bahwa ibu dan ayah kami masih ada di rumah itu tetapi dalam demisi yang lain. karena bagaimanapun juga jiwa manusia tidak akan pernah hilang dan yang hilang adalah tempatnya saja.
mesin jahit itupun dulu pernah di pakai oleh ibu untuk menjahit tongkat tasku. saat ini beliau sudah damai disana dan tidak merasakan sakit lagi. dan satu bagian dari mesin jahit itu akhirnya rusak karena di makan rayap. aku tidak berdaya dan akhirnya aku niatkan pada diriku untuk mencari uang sebanyak-banyaknya lewat industri game.
mesin cuci yang tidak berbunyi lagi dan sebagian dari platfon dapur yang sudah rembes oleh air hujan. aku berusaha untuk mengingat memori tersbut dan akhirnya tanpa aku sadari mataku berkaca-kaca, ada perpisahan dan pertemuan. dan akhirnya kita akan menerima dengan ikhlas kondisi ini. aku tetap harus terima karena waktu bersama dengan ayah dan ibu hampir 13 tahun.
saya mencari bunga selagi istriku membersihkan rumah kami. dengan cekatan dia membersihkan rumah itu. akhirnya saya dan juga fajar pergi ke makam ibu, dan ayah. membaca Alfatihah dan yasin juga disana. sebuah tujuan akhir dari kehidupan adalah pemakaman kita. karena tidak mungkin kita akan hidup terus dan yang bisa aku lakukan adalah menyiapkan generasi yang lebih baik untuk nanti , dan generasi tersebut adalah anak-anaku yang sehat dan kuat serta berakhlak yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar