Tanggal 8 januari 2023 ibu kami sudah menghadap ke Allah SWT. makamnya sangat berdekatan dengan Ayah. sebuah cinta yang sangat indah dari keduanya, yang sangat mengharu biru ketika aku ceritakan. ternyata ayah dan ibu sudah menderita. sakit, ayahku sakit jantung dan darah tinggi serta kolesteral, sedangkan ibu sakit kanker rahim dan akhirnya menjadi myob dan itulah penyakit-penyakit yang di derita oleh kedua orang tuaku selama hampir 13 tahun ini. tetapi dihadapan kami mereka sangat tabah menghadapi penyakit tersebut.
aku masih teringat ketika dulu ada ibu, setiap minggu akhirnya aku pulang dan setiap minggu itupun aku dimasakkan masakan yang enak, sayur gudednya enak banget dan kadang ibu masak banyak untuk anak-anaknya yang bisa disebut sebagai anak sambung tetapi beliau tetap mencintai kami sebagai anak-anaknya sendiri . dan anggap itu juga ditanamkan oleh mbak win untuk menggagap beliau sebagai ibu kami sendiri , dan dengan pernikaha ibu dan ayah akhirnya kami mempunyai banyak saudarah dari turus, dan juga kami sering kali main kesana hanya untuk sekedar mempererat silaturohmim kami.
karena ekonomiku jika dibandingkan dengan saudarah-saudarahku saya termasuk yang penghasilan yang paling rendah membuat para saudarah sadar. untuk biaya perawatan atau berobat ibu maka ketiga saudarahku tersebut patungan untuk membiayai kontrol ibu dan ayah, dan saya dibebaskan untuk boleh membantu ataupun tidak tetapi sebagai konsekwensinya aku harus sering pulang ke rumah ayah dan ibu untuk sekedar menemani mereka dan itu saya lakukan.
tak terasa di tahun 2020 ada pandemi covid 19, dan pandemi ini adalah pandemi yang kedua yang saya alami dalam hidupku. pandemi tahun 1980 saya terkena polio dan akhirnya untuk dapat berjalan saat ini saya haru smenggunakan tongkat.
pandemi kedua adalah covid 19, ayah akhirnya kena saya masih teringat dulu ketika harus menjemput adi dan saya masih ingat kata-kata terakhir dari ayah , kenapa matamu merah. dan akhirnya itu kata terakhir yang aku dengar dari ayah, dan aku tidak menceritakan bahwa saya sebenarnya sudah akan mejadi pengangguran di bulan agustus.
langkah ku kontai waktu itu ketika tanggal 27 juli ayah terkena covid dan harus menjalani rawat inap di rumah sakit wava husada dan dalam perawatannya tidak boleh di temani oleh ayah dan ibu.ayah yang dari awal sangat mencintai ibu dan sering kali mereka bersama akhirnya down dengan kebijaksanaan yang di terapkan oleh pihak rumah sakit, ayah sering kali memanggil ibu dan suster bilang bahwa karena penyakit ayah tidak bisa ditemani ibu. kami disiapkan mental oleh mbak kami bahwa kita harus ikhlas ketika suatu saat ayah harus dipanggil oleh yang Tuhan Yang Maha Esa
hatiku hancur waktu itu di sisi lain sebelum keluar saya sangat menderita sekali di sini karena harus karantina dan setelah itu harus menerima kenyataan bahwa saya harus kehilangan seorang penjuang sejati di rumah kami. yaitu sosok ayah kami yang sangat semangat dalam menghadapi hidupnya walaupun dia sebenarnya sedang menderitah sakit waktu itu.
asam lambung naik, mau nangis tidak bisa dan di samping itu istri dan anak juga harus aku perjuangkan makan dan kesehariannya , sempat sebenarnya ada sebuah peluang ketika ada orang bali yang mengajak untuk kerja sama dan sayangnya saya tidak mempunyai kemampuan koding yang baik sehingga harus bekerja sama dengan mas kadir. dan nyatannya mas kadir yang saya harapkan jadi penyelamatku ternyata ada saja musibahnya seperti kehilangan laptop dan juga kehilangan program.
pak wira yang baik akhirnya sekarang ini menceukiku dan sering kali tidak menjawab ketika saya tanya atau sekedar untuk menyatakan selamat pagi, mungkin beliau benci dan juga yang benci saya tidak hanya pak wira tetapi juga pak musa. tetapi apapun itu saya sadar bahwa saya yang telah membuat kesalahan dan ini akibatnya dan aku harus menerima dan aku kembali ke wearnes dengan status sebagai seorang asdos. dan ini aku terima karena bagaimanapun wearnes adalah institusi yang bisa aku gunakan untuk menambah pahala karena di sini aku bisa mengajarkan ilmu yang bermanfaat untuk anak-anak lulusan SMA
sekarang ini kehidupan menjadi lebih baik, ketika saya sudah bekerja lagi di wearnes dan entah kapan ini akan berlanjut. semoga saja akan ada seorang investor yang dapat aku percaya sehingga aku bisa mengerjakan tugas dari dia dengan sebaik-baiknya. kegagalan ku mengerjakan sofware kepunyaan pak wira harus aku pelajari intinya aku harus tetap berusaha untuk belajar hal-hal baru yang berkenaan dengan bahasa pemrograman. tak terasa umurku sudah 42 tahun dan tetap semangat semoga bisa memberkan yang terbaik pada kehidupanku.
0 komentar:
Posting Komentar