Pages

Senin, 19 September 2022

maafkan aku,, pekerjaanku sebagai programmer aku tidak bisa menjagamu


 aku sangat kaget sekali, dengan sebuah keputusan yang diambil oleh direktur utama. dan akhirnya apapun keputusannya memang harus aku terima, karena bagaimanapun aku juga ikut orang, dan dulu aku berharap dengan ikut kmp, aku bisa beli rumah lewat situ. semua itu hanya impian semu saja. kadang gaji yang diberikan oleh kmp tidak cukup untuk menopang kehidupanku sehari-hari..,  itulah saya minta untuk di pinjami saudarah-saudarahku modal agar saya bisa membesarkan kmp tetapi apa yang aku peroleh dari apa yang aku korbankan ini. saudarahku membantuku sebesar 1500.000 sebulan dan sudah berjalan satu tahun di kmp. ketika dihitung mungkin jiga di anggap utang saya sudah punya utang kesaudarah-saudarahku sebesar 18.000.000.

aku punya kebiasaan untuk menulis apa yang aku pelajari dan akhirnya ada orang yang tertarik untuk mengapdosi tulisanku tersebut. dan akhirnya aku di minta untuk memberikan pengajaran kepada anak-anak pondokan  yang telah di jadikan tentor oleh mas husni agar anak-anak tersebut dapat mengajar ke sekolahan- sekolahan . kenapa aku sangat dendam sekali sama orang tersebut, karena untuk menopang biaya operasional saya harus mencari tambahan dengan les - les. 

karena terus terang saja. untuk membiayai biaya transportasiku ke kantor tidak cukup. dan pasti akan di ceritakan oleh pak musa dan juga pak endro ke wearnes saya orang yang tidak tahu berterima kasih. tapi biarkanlah itu jadi sebuah cerita dan sebagai hukumannya mungkin saya tidak akan kontak dengan orang-orang yang ada diwearnes.

itulah yang membuatku terpenjara dalam emosi yang tinggi dan kadang pertahananku jebol. jika setelah mendapat pengumuman dari direktur utama bahwa kerja sama tidak di lanjutkan aku menangis . aku menangis bukan saya salah tapi takut anakku nanti akan makan apa..

kadang aku berpikir ini adalah cobaan terbesar dalam hidupku. setelah aku berusaha untuk mengabdikan hidupku di wearnes dan terus bekerja di sana selama 19 tahun dan tidak pernah telat terutama setelah saya di jadikan dosen dan juga sering kali menolong teman-teman yang tidak sempat menjaga minggu.

akhirnya pak musa dan juga dewan direksi memutuskan untuk tidak meneruskan kerja sama denganku. aku lilung waktu itu, bumi terasa bergetar dan akhirnya aku tidak langsung pulang tetapi saya berkantor di rumah pak husni. apakah aku kalah untuk menjadi orang kaya. dan apakah ini adalah profesi terakhir ku dan aku tidak punya kekuatan untuk meresponse sebuah peluang. 

waktu itu saya sangat bingung dan harus bertumpu pada pekerjaan yang  mana. akhirnya aku dapat wa dari pak yoyok bahasa inggris bahwa saya satu dari reken kerjaku yang ada di diwearnes mengundurkan diri dan akhirnya saya memberanikan diri untuk melamar posisi tersebut. 

aku sebenarnya hanya ingin mencari ketenangan saja. dengan bekerja di wearnes saya bisa belajar banyak sepertinya usiaku yang sudah semakin tua, aku harus tetap berkarya dan tetap mendekatkan diriku kepada Allah SWT. sambil menyiapkan generasi kedepannya.. 


0 komentar:

Posting Komentar